Menurut cerita/dongeng dari sesepuh/tokoh masyarakat, Desa Keraswetan mula-mula dibabad/dikuasai dan dipimpin oleh seseorang yang bernama “Ki Potro” yang merupakan keturunan “Ki Ageng Damarwulan” yang pada masa itu menjabat sebagai Wedono di Damawangsan. Karena kinerjanya yang bagus, tak lama kemudian ia diangkat menjadi Patih di Kepatihan (sekarang Desa Patihan, Kecamatan Karangrejo).
“Ki Potro” memberi nama desa ini “KERAS”. Hal ini dikarenakan adanya kemauan yang keras dari warganya. Pada masa itu, Ki Potro sedang melaksanakan pembangunan desa setapak demi setapak secara lambat-lambat, dan dalam jangka waktu yang cukup lama (dalam istilah bahasa jawa disebut “Awet”). Karena kata “Awet” tersebut, Desa Keras kemudian mendapat julukan nama “KERAS AWETAN”.
Desa Keras Awetan sangat luas. Menurut Ki Potro desa ini tidak cukup dipimpin oleh seorang saja, maka Ki Potro mengangkat seorang pembantu dan ditempatkan di Desa Keras Awetan sebelah barat (kulon). Pembantu ini sebagai wakil Bekel yang menguasai daerah tersebut untuk meneruskan pembangunan desanya. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembangunannya sangat lamban (dalam istilah bahasa jawa disebut Alon), sehingga daerah ini disebut Desa KERAS ALON, yang kemudia berubah menjadi KERAS KULON yang berarti Desa Keras yang terletak di sebelah barat yang melaksanakan pembangunan desanya secata lambat (alon).
Demikian juga dengan Desa KERAS AWETAN, yang kemudian berubah menjadi KERAS WETAN yang berarti Desa Keras bagian timur yang melaksanakan pembangunan desanya dengan sangat lamban tetapi dilaksanakan secara terus-menerus (awet).